Skinner di lahirkan di Susquehanna, Pennylvania. Hal menarik dari teori yang dihasilkan oleh Skinner adalah pandangannya terkait Hukuman atau punishment. Hukuman terjadi ketika suatu respon menghilangkan sesuatu yang positif dari situasi atau menambahkan sesuatu yang negatif. Atau bahasa mudahnya adalah mencegah pemberian sesuatu yang diharapkan atau memberi sesuatu yang tidak diinginkan.
Skinner memiliki kesamaan pandangnan dengan Thorndike mengenai efektivitas hukuman, bahwa hukuman tidak menurunkan probabilitas respon. Walaupun hukuman bisa menekan sesuatu respon selama hukuman itu diterapkan, namun hukuman tidak akan melemahkan kebiasaan. Kesimpulan ini dihasilkan dari serangkaian percobaannya terhadap dua kelompok tikus yang dilatih untuk menekan tuas dalam kotak skinner.
Argumen Skinner yang menentang penggunaan hukuman adalah bahwa hukuman dalam jangka panjang tidak akan efektif. Tampak bahwa hukuman hanya akan menekan menekan perilaku dan ketika ancaman hukuman dihilangkan maka tingkat perilaku akan kembali ke level semua. Jadi hukuman sering kelihatannya sangat berhasil padahal sebenarnya hanya menghasilkan efek yang sementara.
Argumen lain Skinner yang menentang suatu Hukuman adalah sebagai berikut :
- Hukuman menyebabkan efek samping emosional yang buruk. Organisme yang dihukum menjadi takut dan ketakutan ini digeneralisasikan ke sejumlah stimuli yang terkait dengan stimuli yang ada saat hukuman diterapkan.
- Hukuman menunjukkan apa yang tidak boleh dilakukan bukan apa yang seharusnya dilakukan. Dibandingkan dengan penguatan, hukuman tidak memberikan informasi apapun kepada organisme yang dihukum.
- Hukuman menjustifikasi tindakan menyakiti pihak lain.Hal ini tentu saja berlaku untuk penggunaan hukuman dalam pengasuhan anak. Ketika dipukul, satu-satunya hal yang mereka pelajari adalah bahwa dalam situasi tertentu diperbolehkan untuk menyakiti orang lain.
- Berada dalam situasi dimana perilaku yang dahulu dihukum kini dapat dilakukan lagi tanpa mendapatkan hukuman lagi mungkin akan menyebabkan anak merasa diperbolehkan melakukannya lagi.
- hukuman akan menimbulkan agresi terhadap pelaku penghukum dan pihak lain. Hukuman menyebabkan organisme yang dihukum menjadi sgresif.
- Hukuman sering mengganti respon yang tidak diinginkan dengan respon yang tidak diinginkan lainnya.
Benar sekali. Hukuman yang diberikan pada peserta didik sama halnya dengan menutup luka dengan luka baru. Bukan akan sembuh luka itu tapi akan menimbulkan permasalahan baru
ReplyDeletesaya setuju bu, pemberian hukuman yang tidak mendidik apalagi justru menambah beban mental peserta didik. Seharusnya anak diajak untuk berbicara dari hati ke hati. Apabila guru menemukan permasalahannya maka guru dapat merumuskan penyelesainnya.
Deleteiya, saya juga sangat setuju. daripada hukuman lebih baik kita melakukan pendekatan secara pribadi kepada peserta didik tentang masalah yang sedang dihadapinya dan berusaha membantu menyelesaikannya..
Deletememang hukuman itu tidak selayaknya jadi pilihan. yang harus dilakukan adalah mencari informasi dan melakukan pendekatan kepada peserta didik tersebut. kemudian dikomunikasikan dengan wali murid
DeleteSaya sepakat dengan teori ini dimana untuk mengajar siswa saat ini lebih baik menghindari hukuman sebagai stimulus . Lebih baik mengalihkannya dengan teguran dan nasehat yang baik serta memberikan pengertian yang benar serta contoh agar pemahamannya dapat terbentuk kearah yang lebih baik.
Deletesangat setuju bu. hukuman hanya memberikan efek jera yang bersifat sementara
DeleteSangat setuju, lebih baik siswa diberikan kegiatan yg bermanfaat berupa penguatan dan kegiatan yg positif, hukuman hnya berhasil sementara dan menimbulkan efek trauma bagi peserta didik
Deletekalau sekrang di beberapa seklah sudah menerap kan sistem konsekwensi dalam penerapan aturan di sekolah atau dikenal biasanya dengan nama "disiplin positif". dengan cara ini anak akan paham kenapa ia harus mentaati aturan dan efeknya akan panjang sampai ia dewasa, karena pola disiplin positif sudah menetap di ingatan jangka panjang siswa
DeleteJIKA TIDAK DIHUKUM, LANTAS ANAK YANG BERBUAT SALAH ITU DIDIDIK DENGAN CARA YG BAGAIMANA?
DeleteMenurut saya ,lebih baik dicari tahu dulu apa penyebab anak tersebut melakukan pelanggaran atau berbuat salah dengan melakukan pendekatan personal, baru mencari solusi terbaik yang sesuai dengan latar belakang alasan dia melakukan hal itu.
Deletesaya sangat setuju,karena terkadang anak tidak mampu mengondisikan permasalahannya.sehingga masalah yang dihadapi didalam keluarga sampai terbawa dilingkungan sekolah,sehingga anak terkadang melanggar atau melakukan kesalahan dilingkungan sekolah.
Deletesebaiknya kesalahan yang dilakukan oleh anak, tidak secara langsung dihukum, tetapi jauh lebih baik dilakukan pendekatan dengan cara memberi nasehat, karena memberi hukuman bukan menyelesaikan masalah
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteNUR HASANAH SDN LEMPER 2
DeletePemberian hukuman menurut saya bukan solusi yang tepat karena dengan hukuman tidak akan menjamin ada perubahan pada peserta didik, tetapi alangkah baiknya kita melakukan pendekatan dan mencari solusi pemecahan masalah, sehingga peserta didik merasa aman dan nyaman .
Pemberian hukuman kpd pserta didik bukan solusi terbaik dan tidak membuat mrka mnjadi lebih baik,zaman skarang bukan seprti zaman dulu,karakternya sangat jauh brbeda,krn zaman skarang prkmbngan siswa banyak dipengaruhi oleh tekhnologi
DeleteMungkin dalam sebuah penguatan materi pelajaran stimulus yang diterima tidak sekedar boleh dan tidak boleh tetapi belajar lewat pengalaman, mengkonstruksi,syarat, ciri-ciri, menarik minat bakat,dan memang diperlukan banyak variasi keterampilan hidup untuk membuat sadar hukum
DeleteSaya sangat setuju daripada memberikan hukuman kepada peserta didik lebih baik kita melakukan pendekatan kepada peserta didik tesebut, apa masalahnya kenapa begitu dstnya dan kita berusaha membantu menyelesaikannya.
DeleteMenurut saya memang benar Hukuman hanya menimbulkan efek jera sementara, dan hukuman yang memiliki jangka panjang tiadak akan efektif bagi peserta didik. Hukuman tidak langsung diberikan akan tetapi sebagai guru kita bisa melakukan pendekatan kepada siswa untuk mengetahui masalah sebenarnya,. Jika pendekatan tidak bisa dilakukan saya rasa hukuman bisa diberikan kepada peserta didik akan tetapi hukuman yang bersifat mendidik.
DeletePemberian hukuman kepada siswa bisa dilakukan sebagai langkah terakhir. terlebh dahulu kita melakukan pendekatan secara personal kepada siswa untuk menetahui latar belakang dari permasalahan yang ada.
DeletePemberian hukuman dilihat dari perspektik mendidik, sebagian besar pendidik pasti mengatakan tidak pantas dilakukan. Kadang hukuman yang diberikan melanggar hak asasi manusia, bisa dipolisikan. Menurut saya hukuman sebenarnya boleh dilakukan selama ada batas kewajaran. Negara kesatuan RI terdiri atas ribuan suku, bahasa, karakter, adat istiadat, hal ini yang mempengaruhi pola didik. Siswa di Pulau Jawa berbeda karakter dengan siswa di indonesia timur. konkritnya adalah pendidikan harus berdasarkan karakter peserta didik dimana ia dididik.
DeleteSetuju, dalam membentuk karakter tidak semua harus diberi hukuman
DeleteSuatu tindakan hukuman diberikan tergantung bagaimana sikap dan karakter peserta didiknya saja, tidak semua hukuman itu buruk tapi bisa dilihat mengapa terjadi adanya hukuman terhadap peserta didik, dalam hal ini, peran gurulah yang sangat besar untuk melihat dan mengevaluasi selama dalam proses belajar mengajar. jadi, menurut saya hukuman itu sah-sah saja asalnya ditempatkan pada porsinya dari kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik. (ranah guru secara emosiaonal)
DeleteSetuju. Kita tetap memperhatikan efek psikologisnya
Deletesetuju, hukuman bukan bukan membentuk karakter seorang anak, jika dilakukan terus menerus berefek kepada psikologisnya seseorang seumur hidupnya. lebih baik dilakukan pendekatan
DeleteAkan lebih baik jika kita memberikan pengarahan serta contoh yang baik pada peserta didik kita agar peserta didik kita dapat memperbaiki kesalahan.Teori Skinner dapat manjaga integritas peserta didik
DeleteJangan sampe deh jadi guru yang suka nge hukum muridnya apalagi hukuman fisik. Toh nant kalo lulus sekolah seleksi alam berlangsung.
DeletePemberian efek jera kpda anak dpt membuat psikisnya makin down dan berakibat fatal krn akan menghambat proses daya tangkapnya dlm hal pembelajaran dan pengalaman..
DeleteBisa memberikan efek jera kepada anak tetapi kontennya bisa mengembangkan pengalaman dan skil anak,
Setidaknya memberikan efek jera.
Deletesetuju bu...hukuman tidak akan memberikan efek jera bagi anak..lebih baik di berikan pengertian akibat dari perbuatan salah nya
DeleteAkan lebih baik jika kita memberikan pengarahan dan penguatan kepada peserta didik untuk memperbaiki kesalahan. Menunjukkan bahwa hal ini salah dan hal itu benar, kemudian diberi penguatan. Teori Skinner dapat manjaga integritas peserta didik
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSetuju, karena terkadang hukuman tidak memberikan efek jera tapi justru membuat anak menjadi terbiasa melakukan kesalahan secara berulang-ulang
DeleteSetuju, dengan pengarah an dan penguatan mudah-mudahan anak akan menjadi pribadi yang lebih baik
DeleteSependapat..hukuman pada peserta didik tidaklah bisa menyelesaikan permasalahan, kita bisa memberikan wawasan, motivasi yang dapat membantu memberikan solusi yang dapat membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya
DeleteReward dan penguatan positif pada anak akan berdampak positif pada motivasi dan kepercayaan diri mereka. Hukuman memang cenderung kontra produktif dengan tujuan pembelajaran yang semestinya lebih berdasar pada kasih sayang dan cinta kasih. kata hukuman lebih baik dihilangkan dan diganti dengan konsekuensi. yang tentunya isinya adalah pendidikan pengajaran dan penguatan stimulus positif pada peserta didik
DeleteBenar sekali, mungkin akan lebih bagus dengan menerapkan konsekwensi daripada sanksi.
ReplyDeletePada saat belajar beberapa hal, pada situasi tertentu, dengan tujuan Pembelajaran, Penekanan Nilai-nilai, maka hukuman berlaku. hukuman ini adalah konsekuensi dari hal yang telah disepakati bersama kebenarannya
Deletebenar sekali. untuk zaman milenial sekarang ini anak diberi hukuman tidak membawa perubahan yang signifikan kadang perbuatannya menjadi lebih tidak terarah. untuk lebih memaksimalkan dilingkungan sekolah dengan mengajak sharing. sharing akan membawa anak lebih terbuka dan lambat laun akan menjadi pribadi yang baik karena telah mendapatkan titik temu dalam setiap permasalahan.
DeleteSangat setuju. hukuman lebih baik kita melakukan pendekatan secara pribadi kepada peserta didik tentang masalah yang sedang dihadapinya.
DeleteHukuman hanya akan menimbulkan efek jera sementara, setelah itu akan melakukan lagi. Melakukan pendekatan pribadi / personal membantu dengan membantu mengatasi masalah yang menjadi dilakukan jauh lebih baik dari pada menghukum tanpa memberi solusi.
ReplyDeletelebih baik mengatasi masalah tanpa hukuman, bimbingan konseling sangat diperlukan dalam hal ini.
DeleteBetul sekali, sebaiknya kita sebagai guru ataupun orang tua tidak mengatasi masalah dengan memberikan hukuman terlebih dahulu, karena akan mempengaruhi psikologi anak, apalagi hukuman itu diberikan kepada anak di depan teman-temannya, alangkah baiknya kita melakukan pendekatan terlebih dahulu, telusuri dahulu mengapa anak melakukan hal itu, berikan nasihat-nasihat yang membangkit rasa percaya diri dan tidak akan mengulangi perbuatan yang sama.
Deletesaya setuju kalau hukuman itu cuma akan berefek sementara dan bahkan peserta didik justru akan dendam. lebih baik diberikan pengertian, pengarahan dan pemahaman dan apa dampaknya bagi dia sendiri sehingga peserta didik tsb akan mengerti dan sadar dengan sendirinya
Deletesaya setuju lebih baik kita memberikan hukuman yang bersifat mendidik dari pada hukuman yang hanya menimbulkan jera sementara.
DeleteTidak semua orang bisa memahami maksud sebuah hukuman, tapi semua orang akan memahami maksud sebuah pengampunan. Pengampunan akan lebih berdampak daripada hukuman, terlebih lagi bagi seorang anak yang masih harus banyak menerima pengajaran.
Deletesetuju bu ninggar
ReplyDeletehukuman yang tidak mendidik , justru akan membuat perasaan peserta didik terluka , hukuman yang baik adalah membri contoh yang baik pula kepada peserta didik
ReplyDeleteBener banget saya setuju .... Dengan memberi pengarahan dan membimbing siswa lebih epektif .
DeleteSetuju Sekali!! Karena Kenyataannya siswa yang mendapatkan hukuman dia hanya akan patuh kepada guru yang memberikan hukuman tetapi tidak bila guru tersebut tidak ada didekatnya anak tersebut akan mengulangi lagi kesalahannya
DeleteHukuman yang tidak mendidik pada siswa yang berbuat salah, dalam jangka panjang akan memberikan dampak yang tidak baik pada diri siswa tersebut, menjadikan siswa tersebut berhati keras, suka semena-mena, suka main hakim sendiri, dan yang paling berbahaya munculnya sikap keinginan untuk balas dendam. Apa yang sudah dialaminya membekas pada hatinya dan terekam dalam sensor motoriknya untuk melawan, sehingga akan suka melampiaskan kekesalan dan emosinya tersebut pada orang lain. Contoh: seseorang yang ketika masa kecilnya pernah mengalami kekerasan (pernah dihukum secara tidak mendidik/porsi hukumannya tidak sesuai dengan tingkat kesalahan yang sudah ia perbuat baik itu dari orangtuanya atau gurunya), ketika nantinya menjadi orang tua, akan gemar untuk melakukan tindakan yang senada dengan apa yang pernah dialaminya semasa kecil, terhadap anaknya. Sehingga ini akan menjadi efek yang berulang dan bersifat tidak baik, kalau sudah seperti ini, siapa yang akan bertanggungjawab?
Deletesaat ini harus berhati-hati memberikan hukuman karena bisa berdampak buruk bagi kita kalau orang tua keberatan dan melaporkan ke polisi
DeleteSetuju pak,, hukuman yang tidak mendidik akan membuat mental anak semakin lemah, sebaiknya di panggil dan di nasehati dan cari pokok permasalahan.
DeleteBenar sekali..kalau hujuman lebih banyak efek negatifnya karena belum tentu anak yang dihukum karwn amelakikan suatu keslahan akan jera.bisa jadinketika anak dihukum dia akan merasa rendah diri dan melakaukan kesalahannya lagi.lebih baik memberi penjelasan dan penggunaan contoh oerilakunyang baik dalam mendisik anak
Deletedengan memberikan contoh dapat menyadarkan pesrta didik
Deletedengan memberikan contoh dapat menyadarkan pesrta didik
Deleteanak jaman sekarang sdh tdk takut dengan hukuman lebih baik memberikan pengarahan kalau yang dilakukan itu salah dan menjelaskan efek kedepan apabila kesalahan itu terus dilakukan
ReplyDeletependekatan juga teknik yang baik untuk diterapkan jika ada permasalahan salah seorang peserta didik
DeleteBenar sekali, mungkin akan lebih bagus dengan menerapkan konsekwensi daripada sanksi.
ReplyDeleteSemua yang berawal dari kesadaran pibadi akan lebih baik daripada lewat punishment
DeleteYa benar adanya kesadaran dari diri sendiri justru akan lebih baik dan anak tersebut akan lebih menyadari akan kesalahannya
DeleteKesadaran itu juga harus kita berikan pengarahan atau semacam pesan bagi anak anak supaya lebih cepat menyadarai kesalahannya dan kita lebih memahami juga keadaan dan kondisi anak saat itu dan apa penyebabnya , sehingga melakukan kesalahan tersebut,dan yang paling penting kita dekati dengan kasih sayang dan bimbingan
DeleteBenar sekali, jenis hukuman yang diberikan juga harus jelas sehingga anak dapat memahami dengan baik konsekuensi kesalahan yang dilakukan. Hukuman harus dapat terukur sejauh mana efektivitas dan keberhasilnnya dalam mengubah perilaku anak.
DeleteMenurut saya pribadi, alangkah bijaksananya seorang guru mau membuka kesempatan berbicara dari hati-ke hati dengan siswanya sambil mencari akar permasalahan yang dihadapi siswa. Dengan demikian siswa akan merasa diperhatikan oleh guru sehingga apapun nasehat yang diberikan akan didengar oleh siswa.Proses pengenalan karakteristik siswa dapat dimulai dari kegiatan sapa menyapa, sehingga akan terjalin hubungan sehat anatara guru dan siswa layaknya orang tua dengan anaknya. Apabila siswa melakukan kesalahan guru tidak perlu memberikan hukuman,namun di sapa saja anak tersebut akan sadar bila ia telah melakukan kesalahan dan tidakakan mengulangi lagi
ReplyDeletesangat setuju dengan pendapat ibu,dengan melakukan pendekatan secara personal agar peserta didik merasa nyaman dan mau terbuka sehingga kita dapat mencaritau akar permasalahannya tanpa adanya tekanan.
DeleteSetuju sekali bahwa hukuman hanya akan menimbulkan emosi buruk serta sikap yang agresif dari peserta didik. Alangkah baiknya seorang pendidik memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik untuk memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan tanpa menyakiti dan menghukum.
ReplyDeletesaya setuju bahwa hukuman tidaklah efektif untuk jangka panjang. hukuman dapat menimbulkan kebencian pada aturan atau pembuat aturan
ReplyDeletememang hukuman akan memberikan ras trauma pada siswa, tapi untuk menghilangkan hukuman diperlukan integritas yang baik, sehingga tercapai kedewasaan berfikir, ketika kedewasaan berfikir tercapai maka pemikiran akan berubah belajar adalah kebutuhan, nah sampai tingkatan ini akan akan belajar tanpa hukuman
ReplyDeletesetuju pak, pendidik harus menjadi contoh dalam periklaku yg baik. agar bentuk hukuman tidak menjadi hal yang mengerkan bagi peserta didik. sehingga peserta didik akan menyadari akan pentinggnya rasa tanggung jawab atas kewajibannya
Deletehukuman tidak menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawabnya, justru mereka mengulangi kesalahan yang sama.
ReplyDeleteBenar dab setuju ini menjadi akan lebih efektif dan berkesinambungan
Deleteakan lebih baik apabila siswa tidak diberi hukuman melainkan dikonseling secara individu maupun kelompok agar proses belajar dapat maksimal
ReplyDeleteBetul sekali dengan memberi teguran secara halus maka siswa lebih punya peluang untuk berubah menjadi lebih baik dati sebelumnya
DeleteHukuman yang tidak mendidik tidak akan mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih baik, bahkan hanya akan menimbulkan kebencian dari peserta didik terhadap gurunya
ReplyDeleteLebih baik menggunakan pendekatan personal daripada menghukum, dan segera memberikan reward atas capaian siswa sekecil apapun walaupun secara verbal
DeleteMengganti hukuman dengan pendekatan yang lebih positif akan lebih baik untuk kejiwaan anak. Zaman sudah berubah, dahulu guru menghukum siswa dengan cara memukul memakai penggaris kayu, menyuruh berdiri satu kaki dan lain - lain. Akan tetapi, apabila hal itu dilakukan pada zaman sekarang sudah tidak efektif. Guru sebaiknya melakukan pendekatan yang bersifat memotivasi siswa agar berperilaku baik. Hal ini selaras dengan penguatan integritas serta pendidikan karakter bagi guru dan siswa itu sendiri.
ReplyDeleteHukuman pada prinsipnya efektif untuk menegakan sifat disiplin yang bersifat sementara, sedangkan jangka panjang hukuman sebagai pengalaman bagi seseorang utk menentukan kecenderungan dalam bertindak, suatu aturan tanpa adanya konsekuensi dari hukum hanya akan menampilkan sosok pribadi yang tidak berintegritas baik dalam diri siswa maupun guru.
ReplyDeleteHukuman merupakan ajang pengenalan pendidikan sebelum peserta didik mengenal aturan aturan yang lebih luas dalam kehidupan bermasyarakat.
Jadi menurut saya hukuman adalah konsep yang sebenanrnya tidak untuk ditolak namun sebagai solusi alternatif dalam menangani dinamika pendidikan.
Ya, hukuman atau sank memang masih diperlukan. Karena pada kenyataannya di lapangan, tidak semua masalah bisa selesai dengan bicara hati ke hati dan pendekatan pribadi.
DeleteBukan mendukung pemberian sank si atau hukuman, tapi bisa jadi satu pilihan untuk situasi2 tertentu yang tidak bisa diselesaikan dengan pendekatan.
benar saya setuju, yang penting saat memberikan hukuman tidak memberatkan siswa dan logis
Deletepunishment ada yang mendidik ada pula yang tidak mendidik. punisment yang mendidik bisa dijadikan pembeda antara siswa yang tertib dan tidak sehingga ada perlakuan yang menunjukkan kedisiplinan. kalau semua dianggap sama maka akan membuat integritas siswa menurun. seiring dengan pelanggaran yang dibiarkan. sedangkan punisment yang tidak mendidik berupa kekerasan. punisment ini menimbulkan efek negatif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. baik itu rasa malu ataupun trauma. oleh karena itu harus dihindari.
ReplyDeleteSaya setuju dengan pendapat anda, karena punisment yang tidak mendidik berupa kekerasan. punisment ini menimbulkan efek negatif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. baik itu rasa malu ataupun trauma. oleh karena itu harus dihindari serta mereka akan mempelajari bahwa dalam situasi tertentu diperbolehkan untuk menyakiti orang lain
DeleteMenghukum karena kesalahan bukanlah cara yang tepat dalam pendidikan. Karena hukuman akan menimbulkan efe jera yang mengarah pada trauma.. hal itu tidak bagus untuk perkembangan peserta didik
Deletehukuman itu hanya hanya bersifat sementara dan tidak memberikan efek jera atau tidak mendidik bagi anak.Hukuman hanya membawa trauma yang mendalam untuk anak ke depannya nanti.Mengganti hukuman dengan pendekatan yang positif kepada anak akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan hukuman.Dan kita bisa juga dengan selalu mengomunikasikan dengan orang tua murid.Karena peran orang tua murid sangatlah besar untuk keberhasilan anak didik
ReplyDeleteKalau saya pribadi menghukum anak didik dengan memberikam ttugas tambahan,supaya mereka lebih giat lagi belajar
DeleteHukuman sebenarnya perlu dilakukan, tetapi hukuman yang bukan bersifat fisik atau yang tidak memberikan efek positif bagi peserta didik.
ReplyDeleteHukuman harusnya bersifat mendidik, yg bisa bermanfaat bagi pribadi, orang lain dan lingkungan...
Misal hukuman disuruh membaca Al Qur'an, atau menghafal surat-surat pendek, menyirami taman, membersihkan sampah di area sekolahan, dan hukuman yang bisa bermanfaat.
Setuju, hukuman bisa saja dilakukan sebagai konsekuensi kesalahan yang telah dilakukan, akan tetapi hukuman yang mendukung kemampuan pengetahuan dan keterampilan anak. Misalnya hafalan, atau menulis sebuah karya dan keterampilan lainnya.
DeleteHukuman hanya akan membuat peserta didik mejadi agresif, karena pribadi peserta didik unik belum tentu semua menerima dengan sebuah hukuman. alangkah baiknya jika ada peserta didik yang melakukan kesalahan diberi arahan dan membimbing dengan sepenuh hati.
ReplyDeleteMenurut saya hukuman /punishmen boleh saja diberikan untuk memberikan efek jera, tetapi hal tersebut diberikan tidak mata mata dengan arti kata langsung diberikan melainkan melalui beberapa tahapan. selain itu punishmen yang kita berikan hendaklah yang sifat medidik bagi pesrta didik dan hal tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama antar guru warga sekolah dan orang tua serta peserta didik
ReplyDeleteHukuman adalah pilihan terakhir dalam pembelajaran.pemberian hukuman harus disertai motivasi untuk melakukan tindakan sesuai norma dan aturan yang berlaku bukan untuk membuat siswa jera.
ReplyDeletehukuman yang sering dilakukan dengan jenis yang sama akan membuat si terhukum menjadi kebal
ReplyDeletehukuman hanya akan memberikan efek jera yang sifatnya hanya sementara
ReplyDeleteHukuman bisa diberikan apabila seseorang telah melanggar dan sebelumnya kita sudah melakukan kesepakatan. akantetapi hukuman juga bisa hanya menjadi hal yang biasa bagi mereka yang sudah sering melanggar aturan
ReplyDeleteHukuman memang harus diberikan kepada seseorang yang telah melanggar aturan, akan tetapi dengan mempertimbangkan hukuman apa yang pantas diberikan untuk seseorang tersebut dan orang yang melanggar aturan itu juga berkomitmen atas apa yang telah dilakukannya. jadi hukuman harus menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan dengan tegas serta disiplin, jangan hanya hukuman itu untuk satu dua kali saja.
ReplyDeleteada reward juga ada punishment, tetapi harus bisa mengkomunikan dan memilih untuk keduanya kl kita memberi reward jangan sampai peserta didik menjadi merasa lebih dari teman- temannya yang akibatnya menjadi sombog. begitu pula untuk punishment, pilihah punishment yang membangun motivasi anak, anak tidak merasa di hukum tetapi merasa di motivasi
ReplyDeletesetuju dengan adanya reward and punishment. jika mereka melakukan sesuatu dengan benar lakay diberi penghargaan. tetapi jika mereka melakukan suatu kesalahan sebaiknya ditegur dan diberitahu apa yang mereka lakukan tidak benar.
DeleteSetuju sekali jika reward diberikan dengan tujuan peserta didik lebih terpacu dan semakin semangat dalam belajarnya, dan punishment diberikan dengan tujuan peserta didik jera dan tidak mengulanginya kembali.
DeleteYang melanggar aturan dapat sanksi yang berprestasi dapat imbalan walaupun apa bentuknya itu adalah normanya,sehingga kita boleh kasih hukuman tidak hanya cukup bersifat mendidik,tetapi juga bisa menyadarkan dan siswa ikhlas melakukannya,sehingga efek jangka panjang tidak mengulangi perbuatannya dan tidak dendam apalagi terluka perasaannya.
ReplyDeleteMateri yang sangat bermanfaat dan menambah wawasan bagaimana kita menangani dan mendidik anak
Hukuman hanya membawa trauma yang mendalam untuk anak ke depannya nanti.Mengganti hukuman dengan pendekatan yang positif kepada anak akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan hukuman.
ReplyDeleteMenurut saya hukuman dalam pendidikan yg dapat membuat trauma jika itu berupa hukuman fisik, namun jika hukumannnya mendidik, dan dibarengi dengan motivasi, maka anak akan lebih memahami hal buruk dan baik.Selain hukuman ada baiknya memberikan reward, sehingga anakanak semangat dan termotivasi.
DeleteWow Burrhusm Frederic Skinner, adalah favoritku,
ReplyDeleteteorinya ini menjadi acuan saya dalam membina peserta didik di sekolah.
Wala saya sangat tidak suka dengan pandangan Burrhusm Frederic Skinner yang mendiskreditkan Islam, tapi teori tntg belajr ini patut dijadikan rujukan.
Sangat Realistis dengan generasi micin / generasi 4.0 sekarang ini.
Bahwa bukan hukuman sebagai alat kontrol peserta didik, tp justru Penguatan dan Teladan lah yang manjur untuk diaplikasikan.
Rolas Lodi F.I.Nanggolan
ReplyDeletehukuman yang disajikan memang benar tidak akan merubah sikap peserta didik, namun jika kita berpendapat sedikit jika hukuman tidak diberikan keadaan anomie dapat teradi, layaknya norma sosial dalam masyarakat diperlukan reward dan punishment.
menurut saya Hukuman dan penguatan ,dua hal yang seharusnya berjalan beriringan. tidak hanya sekedar menghukum lalu "meninggalkan", perlu juga penguatan agar tidak mengulangi. Dan kita sebagai pendidik, konsisten melakukan itu. Jika siswa salah, beri hukuman dan penguatan. Hukuman ini tidak perlu dibayangkan berlebihan. Contoh, Hukuman siswa menyontek,misal siswa membuat pernyataan sebanyak 2 lembar kertas , lalu guru memberikan penguatan agar tidak melakukan lagi. Terkadang hukuman menimbulkan efek jera.
ReplyDeletesaya setuju dengan memberikan hukuman kepada anak akan terkenang sepanjang hidupnya ,sebaiknya diberi nasihat dan didekati dengan penuh kasih sayang
ReplyDeletebenar sekali, karena hukuman terutama pada anak-anak akan menyebabkan trauma untuk masa depannya, atau anak akan kebal jika hukuman itu terus menerus diberikan, akan menjadikannya pribadi yang keras sulit dikasih pengertian.
ReplyDeleteHukuman pada anak bisa jadi menyebabkan traumatis. anak bisa saja membenci yang memberi hukuman sehingga rasa hormat pun hilang, serta membuat anak memahami bahwa menyakiti orang lain boleh dilakukan.
ReplyDeletehukuman secara fisik mungkin akan menimbulkan efek jera dan trauma yang menjadikan siswa kehilangan semangat atau motivasi dalam belajar, tetapi jika hukumannya diganti dengan cara lain, misalnya dihukum untuk menghafalkan rumus matematika, menghafalkan beberapa ayat al-qur'an,mengahafalkan pancasila/pembukaan UUD, saya rasa itu bisa dilakukan dan malah akan menimbulkan dampak positif
ReplyDeleteunishment di era saat ini lebih baik ke arah punisment yang mendidik bisa dijadikan pembelajaran bagi siswa sehingga ada perlakuan yang menunjukkan kedisiplinan. kalau semua dianggap sama maka akan membuat integritas siswa menurun. pemberian punisment yang negatif berdampak kepada peserta didik baik berupa traumatik atau turunnya kepercayaan diri
ReplyDeleteAss. Saya setuju, dalam proses pembelajaran sebaiknya kita menghindari hukuman apalagi hukuman fisik. Sebaiknya kesalahan yang dilakukan siswa didekati dengan pendekatan moral akademik yang melibatkan peran kita sebagai guru. Prinsipnya jika dengan kelembutan guru bisa diatasi mengapa menggunakan kekerasan fisik. Dalam hal ini memanfaatkan pembangunan karakter bangsa, sehingga peserta didik bisa merasakan kesalahan dan tahu harus berbuat apa. Saat ini jika kekerasan fisik atau mental dilakukan justru peserta didik akan melawan. Kita melakukan dengan pendekatan sebagai teman untuk berbagi. Pengarus globalisasi tanpa batas yang harus kita antisipasi, krn banyak contoh perbuatan2 nekad di internet. Pendidik harus menyadari sepenuhkan bahwa peserta didik dalam rangka berkembang untuk menemukan jati dirinya. Nuwun
ReplyDeleteHukuman/punishmen harus diterapkan disekolah dengan diberikan kegiatan yang bermanfaat berupa penguatan dan kegiatan yang positif, dengan begitu sekolah akan maju serta disiplin
ReplyDeleteHukuman (punishment) akan efektif apabila bahasa yang digunakan dalam proses itu dapat dimengerti oleh peserta didik atau anak kita. Tentu saja bukan hukuman fisik yang mengarah kepada kekerasan, melainkan misalnya pencabutan fasilitas bermain, dan lai-lain sebagainya. Sehingga akan timbul efek jera dan muncul rasa tanggung jawab pada anak atau peserta didik.
ReplyDeletebenar kita sebagai guru jangan sampai menghukum dengan hukuman fisik paling tidak kita melatih anak agar bertanggung jawab contoh bagaimana jika anak tidak mengerjakan pr mungkin kita mengambil jalan hukuman itu dengan mengerjakan pr dikelas sendiri.
DeleteKetika memberikan hukuman, kita harus mengetahui latar belakang siswa. Ada siswa yang sudah kebal dengan hukuman, tapi juga sebaliknya. Seperti menancapkan paku pada dinding, meskipun pakunya sudah dicabut, namun tetap membekas.
ReplyDeleteSaya setuju, terkadang siswa melakukan kesalahan bisa jadi latar belakang keluarga yang membuat dia mencari pengakuan terhadap dirinya.
DeleteHukuman dapat menyebabkan trauma psikologis bagi si anak. Penting bagi guru untuk mengkaji sejauh mana karakter dari peserta didik sebelum memberi hukuman. Adakanya hukuman akan efektif ketika diberikan pada saat yang tepat.
ReplyDeleteSetuju
DeleteMenurut saya Guru yang suka memberi hukuman pada siswanya dapat berakibat buruk, salah satunya siswa jadi tidak suka. Akan tetapi, bukan berarti guru dilarang menghukum siswa. Siswa yang melakukan kesalahan memang sebaiknya diberikan sanksi agar jera. Baik bagi siswa yang bersangkutan, maupun siswa lainnya agar tidak melakukan kesalahan serupa. Hukuman harus “membebani” siswa agar timbul efek jera, namun juga harus menjadi bagian dari proses pembelajaran.
ReplyDeleteHukuman tetap perlu ada tp skrng bukan zaman pemberian hukuman yg menyakiti fisik/perasaan anak,,sekarang pendidik harus menerapkan SRA ( Sekolah Ramah Anak ),jd harus pintar2 dlm menerapkan hukuman tp tetap harus dapat membuat anak jera dan tidak mengulanginya kembali
ReplyDeletesekarang pendidik harus menerapkan SRA ( Sekolah Ramah Anak )
ReplyDeleteiya betul. walau terkadang peserta didik dalam kenyataanya aga susah utk menerapkan SRA itu
DeleteHukuman itu tetap menjadi bagian penting di dalam proses pembentukkan perubahan prilaku. Hanya saja, pemilihan jenis hukuman harus disesuaikan dengan psikologi dan lingkungan belajar. Bukan efek jera yang diharapkan, melainkan kesadaran yang tumbuh dalam diri.
ReplyDeletePemberian hukuman kepada siswa bisa dilakukan sebagai langkah terakhir. terlebh dahulu kita melakukan pendekatan secara personal kepada siswa untuk menetahui latar belakang dari permasalahan yang ada.
ReplyDeleteHukuman tetap menjadi bagian dari proses pendidikan dan diterapkan setelah disepakati oleh guru, siswa dan orangtua siswa. Hukuman tidak harus dilaksanakan dihadapan siswa lainnya karena tujuannya bukan untuk mempermalukan atau menjatuhkan mental anak akan tetapi untuk membentuk kedisiplinan serta kesadaran akan tanggung jawabnya.
ReplyDeletePemberian hukuman bukan penyelesaian masalah.Ketika anak melakukan kesalahan lebih baik dilakukan pendekatan interpersonal dulu untuk mengetahui latar belakang masalah.Hukuman akan memberikan efek samping emosional yang kurang baik.
ReplyDeletemenghukum siswa yang tidak disiplin cukup berikan sanksi yang tidak membuat cedera siswa
ReplyDeleteYa saya sangat setuju dengan pendapat ibu, bahwa siswa yang tidak di siplin cukup diberi sanksi yang tidak membuat cedera siswa
ReplyDeleteAkan lebih baik lagi jika hukuman tidak diberikan kepada anak tapi hukuman bisa diganti dengan berbagai kegiatan lain yg dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan anak.
ReplyDeleteSangat bermanfaat informasi yang diberikan semoga guru semakin memahami konsep teori belajar.
ReplyDeleteiya benar terkadang dengan hukuman peserta didik tidak begitu memperbaiki kesalahan apalagi kalau usianya masih labil akan mengakibatkan ketakutan2 yang akan dibawa ketika ia dewasa
ReplyDeleteHukuman adalah pilihan terakhir dalam pembelajaran.pemberian hukuman harus disertai motivasi untuk melakukan tindakan sesuai norma dan aturan yang berlaku bukan untuk membuat siswa jera.
ReplyDeleteHukuman dalam jangka panjang tidak akan efektif, hukuman hanya akan menekan perilaku dan ketika ancaman hukuman dihilangkan maka tingkat perilaku akan kembali ke level semua. Jadi hukuman sering terlihat sangat berhasil padahal sebenarnya hanya menghasilkan efek yang sementara.
ReplyDeleteHukuman hanya memberikan efek jerah sesaat dan untuk jangka panjang kurang efektif karna akan menimbulkan kebencian pada orang yg kena hukum.
ReplyDeleteHukuman itu disamping memberikan efek jera juga memberikan efek trawma bagi sebagian orang. Oleh karena itu perlu sebelum kita memberikan hukuman lebih baik mencari alternatif lain yang dapat membuat seseorang itu sadar atau tidak mengulagi hal yang sama. misalnya dengan melakukan pendekatan dengan membangun komunikasi yang baik.
ReplyDeleteHukuman mengundang rasa tidak nyaman, padahal rasa nyaman merupakan bagian yang tidak bisa dikesampingkan dalam pendidikan.
ReplyDeleteWow Burrhusm Frederic Skinner, adalah favoritku,
ReplyDeleteteorinya ini menjadi acuan saya dalam membina peserta didik di sekolah.
Wala saya sangat tidak suka dengan pandangan Burrhusm Frederic Skinner yang mendiskreditkan Islam, tapi teori tntg belajr ini patut dijadikan rujukan.
Sangat Realistis dengan generasi micin / generasi 4.0 sekarang ini.
Bahwa bukan hukuman sebagai alat kontrol peserta didik, tp justru Penguatan dan Teladan lah yang manjur untuk diaplikasikan.
Benar sekali. Pemberian hukuman dalam proses Belajar mengajar i era Zaman skrg tidak menimbulkan efek jera, justru sebaliknya mbuat anak memiliki prilaku membangkang. Alangkah baiknya kita sebagai Tenaga Pendidik melakukan Pendekatan dgn si anak, mencari anak permasalahannya, memberikan solusi Dan memberikan motivation kpd anak agar lebih baik lagi.
ReplyDeletetata tertib bersifat positif perlu digalakan
ReplyDeletesemoga guru gur leboh bijak dalam memberi hukumna toh Skinner sudah di tentang oleh beberapa ilmuwan hukuman hanya akan memperburuk keadaan.anak jadi agressiv, jadi ada pembenaran bahwa hukuman itu bisa diapakai, menjadikan korban menjadi pelaku itu sendiri, miris lah pokoknya
ReplyDeleteHukuman dalam bentuk perlakuan kasar (psikis, fisik & verbal) tentu menjadi momok. Tapi bukankah ini kontrol untuk terjadinya kesalahan atau tindakan negatif. Jika fokusnya pemberlakuan hukuman tentu akan menjadi nilai efektifitasnya menurun. Namun jika fokusnya pencegahan agar siswa tidak terkena hukuman tersebut dengan menanamkan nilai nilai dari hukuman tersebut dan memberikan kepercayaan dan kesempatan bahwa siswa tersebut masih bisa memperbaiki diri, maka hukuman masih bisa menjadi motivasi untuk membentuk siswa menjadi lebih baik. Bukankah pendidikan terbaik itu adalah agama, dan dalam agama juga ada dosa yang mendapat hukuman.
ReplyDeleteTerkadang diperlukan kekerasan untuk menjaga sesuatu tetap lembut, mnurut sy hukuman ttp hrs ada hanya saja harus terukur dan tujuannya mendidik, dan hrus dijauhi yg bersifat fisik.
ReplyDeleteSaya sependapat dengan pemberian hukuman apalagi hukuman yang tidak medidik belum tentu memberikan efek yang positif bagi peserta didik perlu adanya pendekatan kepada peserta didik. Harus dicari tahu apa sebab dan akibatnya
ReplyDeleteHukuman/punishmen harus diterapkan disekolah dengan diberikan kegiatan yang bermanfaat berupa penguatan dan kegiatan yang positif, dengan begitu sekolah akan maju serta disipli
ReplyDeleteKalau saya pribadi menghukum anak didik dengan memberi tugas tambahan , atau membuat suatu karya sesuai mapel.
ReplyDeletemenghukum dalam waktu yang panjang memang kurang efektif, namun kadang menghukum adalah metode yang lumayan efektif untuk memberikan efek jera terhadap respon yang negatif
ReplyDeleteBagi saya hukuman tidaklah menyelesaikan masalah, anak didik harus selalu didorong memiliki kesadaran dan tanggungjawab lebih penting
ReplyDeleteBerbicara tentang Hukum,
ReplyDeleteKenapa setiap Negara membuat aturan tentang Hukuman?
Mengapa siswa dihukum.?
Bagaimana dengan kasus pemerkosaan yang dilakukan siswa.?
Adakah yang bisa memberikan solusi atas kasus pemerkosaan itu tanpa hukuman.?
Poin 4 Argumen dari Sknner : Berada dalam situasi dimana perilaku yang dahulu dihukum kini dapat dilakukan lagi tanpa mendapatkan hukuman lagi mungkin akan menyebabkan anak merasa diperbolehkan melakukannya lagi.
ReplyDeletePeserta didik yang sudah mendapatkan hukuman atas kesalahannya. kemudian suatu hari terulang kembali kesalahannya tapi tidak mendapatkan hukuman. maka, peserta didik telah merasa bahwa kesalahannya dapat diulanginya kembali tanpa mendapatkan efek jera.
Buatlah hukuman yang efektif dapat membuat efek jerak tanpa adanya tindak fisik kepada peserta didik. Membuat peserta didik paham akan hal yang akan ditimbulkan apabila melakukan kesalahan tersebut.
Setuju ini..
DeletePemberian hukuman dilihat dari perspektik mendidik, sebagian besar pendidik memang mengatakan tidak pantas dilakukan. Kadang hukuman yang diberikan melanggar hak asasi manusia, bisa dipolisikan. Menurut saya hukuman sebenarnya boleh dilakukan selama ada batas kewajaran. Tujuan adalah membentuk karakter anak agar lebih baik. pemberian hukuman disesuaikan dengan kesalahan yang diberikan. Negara kesatuan RI terdiri atas ribuan suku, bahasa, karakter, adat istiadat, hal ini yang mempengaruhi pola didik. Siswa di Pulau Jawa berbeda karakter dengan siswa di indonesia timur. konkritnya adalah pendidikan harus berdasarkan karakter peserta didik dimana ia dididik. hukuman pun begitu disesuaikan dengan karakter anak atau peserta didik
ReplyDeleteHukuman yang di berikan pada peserta didik hendaknya yang dapat membangkitkan kesadaran dan tanggungjawabnya serta dapat membentuk pribadi/karakter yang lebih baik agar tidak mengulang kesalahan yang sama di hari lain
ReplyDeleteMungkin lebih bijak diberikan pemahaman dulu / reinforcement kepada siswa ybs kenapa harus begini kenapa tidak boleh begitu, dan andaikata tidak maksimal baik dri diri guru maupun siswa maka pilihan hukuman merupakan pilihan yang terakhir yg diambil namun jenis hukuman haruslah bermanfaat / reinforcement positif bagi siswa ibarat sambil menyelam minum air
ReplyDeletebagaimana dengan refleksi/muhasabah, apakah efektif untuk diterapkan atau disandingkan dengan hukuman?
ReplyDeletehukuman yang sifatnya positif misal dengan memberi tugas sekolah atau menambah tugas yang sudah diberikan akan lebih bermanfaat untuk anak didik kita.
ReplyDeleteSebenarnya bentuk hukuman apapun yang diterapkan disekolah hanya berakhir pada keputusan pimpinan, mungkin saja tanpa didasari alasan yang kuat ketika hukuman terjadi dan langsung memvonis yang akhirnya Peserta Didik yang rugi secara fisik dan mental. baiknya hukuman yang paling tepat bukan berorientasi pada "jeranya" tapi kesadarannya dan bagaimana bisa ditularkan pada teman yang lain akan sadar hukum.
ReplyDeleteHukuman dan hadiah memang harus disesuaikan dengan kondisi sekolah, tetapi memang hal itu perlu untuk kontrol dan semangat peserta didik
ReplyDeletesaya setuju kesalahan yang dilakukan oleh peserta diidik, tidak serta merta harus langsung dihukum, tetapi lebih baik dilakukan pendekatan untuk mengetahui penyebab anak didik melakukan perbuatan yang salah. salah satunya dengan cara memberi nasehat, dan bimbingan karena hukuman bukan menyelesaikan masalah, tetapi menghilangkan efek sementaranya saja...
ReplyDeletePada zaman dulu, pelaksanaan pendidikan dilakukan dengan metode hukuman (fisik, bahkan sampai keras). Hasilnya, anak-anak atau siswa menjadi penurut, sopan, tahu tata krama, dan tidak berani (nranyak) pada guru atau orang tua. Sekarang, guru tidak berani menghukum (secara fisik) karena paradigma sudah berubah dan juga dimungkinkan bisa masuk penjara. Hasilnya, anak-anak atau siswa menjadi tidak takut (berani) terhadap guru atau orang tua, tidak sopan dalam perkataan atau perbuatan, akhlak tidak baik, tidak bisa menghormati (ngajeni) orang tua atau guru. Selain itu secara hukum, anak juga kesannya seperti dimanjakan sehingga bebas apa saja. Coba kita lihat pada pendidikan di kepolisian atau tentara. Di sana, memakai hukuman (fisik) jika berani pada atasan, melanggar aturan atau tidak disiplin. Hasilnya, anak buah atau bawahan menurut pada atasan, anak buuah atau bawahan disiplin. Maka, hukuman (punishment) berperan penting dalam pembelajaran (pendidikan).
ReplyDeleteDalam pemberian hukuman terhadap peserta didik butuh pertimbangan yang matang jangan sampai hukuman yang diberikan tidak berdampak positif pada perkembangan mereka.
ReplyDeletereward dan punishman hal yang beriringan. keduany saling mendukung dan menjadi satu proses dalam. pembelajan. sebagai upaya melatih siswa untuk taat aturan.
ReplyDeleteHarus banyak memberikan apresiasi dibanding memberikan hukuman. Sebab dengan apresiasi entah reward dalam bentuk-bentuk tertentu walaupun sekedar pujian lebih memberikan dampak positif sehingga dapat ditularkan kepada teman-teman serta menjadi pembiasaan
ReplyDeletehukuman boleh diberikan dengan catatan diberikan peringatan terlebih dahulu, jika dengan peringatan tidak terjadi perubahan ke arah yang lebih baik maka pemberian hukuman boleh diberikan asalkan tidak melampaui batas dan dengan tujuan bisa memberikan efek jera ke peserta didik, dan tentu dapat mengubah peserta didik ke arah yang lebih baik.
ReplyDelete"Hukuman menunjukkan apa yang tidak boleh dilakukan bukan apa yang seharusnya dilakukan." Petikan kalimat tersebut sungguh benar adanya.
ReplyDeleteHukuman yang di sertai mendidik, tetap tegas, membuat siswa segan bukan takut
ReplyDelete