Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara
stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya
kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat
ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta
didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan/tindakan. Selain stimulus dan respon, terdapat faktor lain yang menjadi
pengaruh dalam toeri Thorndike yaitu penguatan yang dapat memperkuat timbulnya
respon. Penguatan
ini berupa penguatan positif dan pengatan negatif.
Hukum
Belajar Menurut Thorndike (Gredler & Margaret, 2009):
- Hukum Kesiapan (Law of Readiness): Jika seseorang siap melakukan sesuatu, ketika ia melakukannya maka ia puas. Sebaliknya, bila ia tidak jadi melakukannya, maka ia tidak puas. Contohnya, peserta didik yang siap untuk ujian, ketika dilakukan ujian, maka ia akan puas, tetapi apabila ujiannya ditunda, maka ia tidak puas.
- Hukum Latihan (Law of Excercise): Jika respon terhadap stimulus diulang-ulang, maka akan memperkuat hubungan antara respons dengan stimulus. Sebaliknya jika respons tidak digunakan, hubunga dengan stimulus akan semakin lemah. Contohya, peserta didik yang belajar bahasa inggris, semakin sering digunakan bahasa inggrisnya maka akan semakin terampil dalam berbahasa inggris. Tetapi jika tidak digunakan maka ia tidak akan terampil dalam berbahasa inggris.
- Hukum Akibat (Law of Effect): Bila hubungan antara respon dan stimulus menimbulkan kepuasan maka tingkatan penguatannya semakin besar. Sebaliknya bila hubungan respons dan stimulus menimbulkan ketidakpuasan maka tingkat penguatan semakin lemah. Dengan kata lain, apabila stimulus diberikan diikuti oleh respon dan juga diikuti oleh pemuas maka koneksi stimulus-respon akan menguat. Namun, jika diikuti oleh pengganggu maka koneksi tersebut akan melemah. Contohnya, peserta didik yang mendapatkan nilai tinggi akan menyukai pelajaran tersebut, sebaliknya peserta didik yang mendapat nilai rendah akan membenci mata pelajaran tersebut.
Teori-teori belajar menurut para pakar stersebut hingga kini masih sering dianut kalangan pendidik dalam pendidikan dan pembelajaran. Namun, sesungguhnya sudah muncul pandangan-pandangan tentang teori belajar yang lebih mencerahkan seperti Konstruktivisme, Humanisme, dan lain-lain.
ReplyDeletesaya sependapat
DeleteSaya sependapat pendidik bisa lebih kreatif lagi membuat pembelajaran yang menyenangkan dan mudah di fahami peserta didik
DeleteSaya sependapat. Karena seorang pendidik harus kreatif dalam mengajar agar siswa tidak bosan dalam kelas
Deletesaya setuju
DeleteThorndike memplokamirkan teorinya dalam belajar ia mengungkapkan bahwasanya setiap makhluk hidup itu dalam tingkah lakunya merupakan hubungan antara stimulus dan respon. Teori ini disebut juga teori koneksionisme. Stimulus adalah segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan atau gerakan / tindakan,
Deletedengan mengetahui teori ini, nanti guru bisa menemukan bagaimana membentuk stimulus yang baik agar proses dan responyya adalah positif
DeleteTeori ini mengingatkan kita sebagai pendidik untuk terus memberikan stimulus yang baik kepada peserta didik, supaya peserta didik merasa senang belajar dengan kita, datang ke sekolah dengan giat. Timbal balik dari stimulus guru kepada peserta didik adalah respon dari peserta didik itu sendiri,sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang harmonis.
DeleteIya setutu, sekarang banyak bermunculan teori tentang belajar, apalagi dimasa pandemi covid19 yang mengharuskan pembelajaran daring, memunculkan banyak model dan teori belajar.
DeleteBetul sudah muncul teori pembeljaran yang baru, tetapi tidak serta merta mengejawentahkan teori yang lama. dalam beberapa kesempatan dan dalam karakteristik siswa dibutuhkan teori pembelajaran yang lama
Deletesetuju, tapi teori lama pun masih bisa diterapkan dalam pembelajaran sekarang, seperti teori behavioris.
DeleteSaya sependapat pendidik bisa lebih kreatif lagi membuat pembelajaran yang menyenangkan dan mudah di fahami peserta didik
Deletesaya sangat sependapat
DeleteMemang harus siap untuk belajar lebig dahulu
DeleteSaya setuju dengan pendapatnya
Deletesetuju pendidik bisa lebih kreatif lagi membuat pembelajaran yang menyenangkan dan mudah di fahami peserta didik dan tidak membosankan
DeleteSaya sependapat pendidik bisa lebih kreatif lagi membuat pembelajaran yang menyenangkan dan mudah di fahami peserta didik dan tidak membosankan
DeleteLebih baik lagi jika dikolaborasikan dengan perkembangan teknologi, saya yakin pendidik bisa lebih menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, dan efektif
DeleteTeori ini bs dibilang teori penyemangat siswa, teori yang memotifasi siswa utk lbh meningkatkn kemampuannya
Deleteteori belajar behaviorisme melalui stimulus dan rangsang memberikan penguatan perubahan perilaku melalui pengkondisian lingkungan, guru dapat mengawali melalui pengkondisian suasa kelas, aturan kelas maupun melalui hukum dan penghargaan kelas
ReplyDeleteTeori behavioristik masih fokus ke guru, seharusnya sekarang student centered. Tetapi sampai sekarang guru masih menggunakannya
DeleteSekarang iini porsi pembelajaran jangan hanya terpusat pada guru, tetapi lebih mnekankan peran peserta didik. two way communication
DeleteAgar pencipataan suasana belajar dilaksanakan dengan berfokus ke peserta didik, maka sebelum kbm, guru melakukan apersepsi, nah apersepsi inilah salah satu bentuk penguatan yang dilaksanakan dalam kbm sebelum memulai kegiatan inti, pada praktiknya, kegiatan apersepsi tidak hanya menyiapkan kesiapan siswa dalam belajar namun juga menumbuhkan semangat siswa dalam belajar, pada kegiatan inti, setelah guru dapat menyiapkan psikis siswa dalam menerima ketrampilan pengetahuan, maka teori stundent center dapat dilaksanakan melalui pendekatan andragogi dapat berupa dengan cara mengungkap atau mencipta atau menguji
Deletebehaviorisme penting juga untuk pembelajaran awal
DeleteBehavioristik memang lebih memfokuskan pada peran guru (teacher centered). Tetapi untuk stimulus- stimulus seperti memberikan penghargaan pada siswa yang berhasil dengan tugasnya, memberi pujian bagi siswa yang berperilaku baik, tetap dibutuhkan pada pembelajaran pada abad ke 21. Karena itu bisa difungsikan sebagai penguatan agar siswa lebih terpacu untuk berprestasi.
Deletesetuju behavioristik juga dapat juga kita lakuakan di sekolah untuk menanamkan integritas pada diri siswa. sehingga siswa memiliki integritas yang sangat baik pada dirinya sendiri
Deletesetuju fokus pada peserta didik memang seharusnya, supaya dalam kegiatan pembelajaran tidak membosankan dan dapat memotivasi siswa agar selalu giat dalam belajarnya
Deleteguru bukan segalanya anak harus bisa memecahkan masalah dengan bantuan teman teman
DeleteBehavioristik masih relevan dengan materi tertentu dalam pembelajaran
ReplyDeletesaya setuju ini
DeleteSaya sepakat..
DeleteKharisma Ardhy Wijayanto
ReplyDeleteTeori Thondirk bisa menjadi salah satu referensi guru sebagai landasan teori dalam pelaksanan pembelajaran. Kata kunci pada Stimulus dan Respon menjadi 2 hal yang bisa diamati ketika proses pembelajaran berlangsung. Disamping itu ada adanya penguatan dengan pemberian latihan juga sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran matematika.
betul, teori ini memberikan tantangan kepada guru agar kreatif dalam memberikan stimulus terhadap siswa
Deleteteori ini masih sangat cocok untuk mengajarkan pada anak- anak masih butuh stimulus yang lebih dikarenakan keterlambatan responnya
ReplyDeletemenurut saya respon yang diberikan siswa itu tegantung bagaimana seorang guru memberikan stimulus terhadap siswanya.
Deletejadi ketika guru lebih kreatif dalam memberikan stimulus pasti respon siswa pun akan lebih kreatif.Semakin guru memberikan penguatan kepada siswa , maka siswa akan lebih percaya diri dan berani untuk menyampaikan pendapatnya. Namun sebaliknya jika penguatan yang diberikan oleh guru kurang, siswa pun akan kurang dalam memberikan responnya.
sependapat, apa bila kreatif maka resp
DeleteSaya sependapat, teori ini masih dibutuhkan dalam materi dan kondisi tertentu.
DeleteHukum kesiapan dalam teori belajar menurut Thorndike tersebut bisa dijalankan dengan syarat antara pendidik,peserta didik dan lingkungan sekitar mendukung karena kadang peserta didik siap untuk melakukan pembelajaran tetapi dikarenakan kondisi yang diluar rencana menyebabkan peserta didik tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik
ReplyDeletesaya sependapat, untuk menghasilkan pembelajaran yang baik maka anatara pendidik, peserta didik dan lingkungan harus saling mendukung.
DeleteSaya setuju, pembelajaran yang baik harus didukung oleh semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan, dengan demikian pembelajaran akan berhasil.
DeleteAjeng Dyah.S
ReplyDeletedalam kegiatan belajar mengajar diperlukan stimulus supaya muncul respon peserta didik, setiap stimulus berbeda penggunaannya antara individu satu dengan yang lain.
Respon adalah salah satu cara untuk melihat indokator keberhasilan dari Stimulus. Dalam beberapa keadaan teori ini cukup layak untuk diterapkan
DeleteBehavioristik masih diperlukan dalam sistem pembelajaran tertentu, misalnya materi Matematika.
ReplyDeleteBerpusat Pada Guru, Berpusat Pada Siswa, Memanfaatkan Lingkungan, bagaimanapun teorinya kita kembalikan kepada pengetahuan Pendidik. Teori-teori tersebut baik pada zamannya, sehingga teori itu adalah pengalaman orang-orang pada zaman dulu, saat ini kita menemui berbagai macam teori, karenanya memilih teori mana dan kapan pelaksanaannya adalah salah satu kemampuan profesional pendidik, dengan tujuan akhir Keberhasilan siswa/ peserta didik. menjadi pribadi seutuhnya ( share)
Deletemungkin lebih tepatnya pengimplementasian teori berdasarkan dengan kebutuhan belajar, situasi belajar,karakteristik mata pelajaran dan juga karakteristik peserta didik
Deletesaya setuju,
DeleteTeori behavioristik untuk saat ini masih relevan dan dibutuhkan untuk materi-materi pelajaran tertentu. Misalnya di dalam mapel Bahasa Inggris, ketika memang anak ingin fasih dan mahir berbahasa Inggris salah satunya dengan praktik, praktik dan terus praktik baik pengucapannya, intonasinya dsb.
ReplyDeleteIya bu saya setuju, setiap Teori Pembelajaran masih tetap diperlukan untuk kondisi ataupun masalah pembelajaran tertentu, karena untuk hal-hal yang memang masih baru diperlukan Stimulus dan Rangsangan
DeleteBetul sekali ibu, saya setuju karena pembelajaran dibutuhkan stumulus dan respon dari peserta teristimewah dalam belajar bahasa inggris yang membutuhkan praktik yang terus menerus agar para siswa bisa menggunakan bahasa yang mereka pelajari tersebut.
DeleteSaya setuju sekali karena antara stimulus dan respon memang saling berhubungan sebab akibat, bahkan bukan hanya dalam mapel b Inggris saja. Dalam mapel lain pun sangat membutuhkan stimulus yang baik agar
Deletehasil yang diperoleh jg baik.
Sheriyanti Mburu Alla, S.Pd
ReplyDeleteImplikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot. Akibatnya pebelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.
Karena teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan telah terstruktur rapi dan teratur, maka pebelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah. Demikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Pebelajar atau peserta didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pebelajar.
SETUJU
DeleteTeori Thondirk bisa menjadi salah satu referensi untuk guru sebagai landasan teori dalam pelaksanan pembelajaran. Kata kunci pada Stimulus dan Respon menjadi 2 hal yang bisa diamati ketika proses pembelajaran berlangsung. Disamping itu ada adanya penguatan dengan pemberian latihan juga sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Hukum kesiapan dalam teori belajar menurut Thorndike tersebut bisa dijalankan dengan syarat antara pendidik,peserta didik,lingkungan sekitar, serta sarana dan prasarana yang mendukung.
ReplyDeleteTeori Behavioristik ini memang cocok untuk pembelajaran yang monoton. karena siswa hanya mendengar penjelasan guru. bila guru memberi stimulus maka akan di respon oleh siswa. namun ada beberapa peserta didik yang tidak bisa mengikuti cara belajar ini. jadi kita harus menggunakan metode yang bervariasi, agar semua peserta didik terpenuhi hasrat belajar sesuai keingiannya.
DeleteAda baiknya pendidik mengimplementasikan teori behavioristik untuk memotivasi belajara siswa, sebagaimana yang telah dijelaskan pada hukum teori belajar menurut Thondike. Akan tetapi perlu memperhatikan lagi karakteristik materi, mata pelajaran dan peserta didik. bagaimanapun juga siswa membutuhkan stimulus yang diberikan oleh pendidik untuk merangsang motivasi belajarnya
DeleteAni Endrawati, S.Pd.
ReplyDeleteTeori Thondirk bisa menjadi salah satu referensi untuk guru sebagai landasan teori dalam pelaksanan pembelajaran. Kata kunci pada Stimulus dan Respon menjadi 2 hal yang bisa diamati ketika proses pembelajaran berlangsung. Disamping itu ada adanya penguatan dengan pemberian latihan juga sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Hukum kesiapan dalam teori belajar menurut Thorndike tersebut bisa dijalankan dengan syarat antara pendidik,peserta didik,lingkungan sekitar, serta sarana dan prasarana yang mendukung.
saya setuju
DeleteTeori ini pun terbukti menggambarkan kondisi kegiatan pembelajaran peserta didik saat ini yang sangat dipengaruhi oleh stimulus dari lingkungan. Berdasarkan teori S-R (Stimulus-Respon) ini, lingkungan yang memotivasi untuk terus berlatih sangat diperlukan peserta didik sebab mereka akan menangkap rasa, pemikiran, dan energi yang positif dari sekitar.
DeleteMara Yasinta Demu, S.Pd
ReplyDeletePenggunaan teori belajar Thorndike di sekolah dapat membantu guru dalam pembelajaran. Peserta diidk harus diberi stimulus, respon dan penguatan agar pembelajaran menjadi menarik dan dapat diterima oleh peserta didik.
Saya sangat setuju dengan teori Thorndike ini. Ketika guru dapat memberikan stimulus kepada peserta didik, mereka menjadi lebih siap belajar dan akhirnya mampu berimajinasi untuk mengembangkan kerangka berfikirnya sehingga akan timbul respon yang positi dan antusias dalam mengikuti pelajaran
ReplyDeleteRENI SUNDARI
ReplyDeleteMenurut Thorndike Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Dari definisi belajar tersebut maka menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud konkrit yaitu dapat diamati, atau tidak konkrit yang tidak dapat di amati.
Teori belajar yang dekemukakan Edward Lee Thorndike disebut denganteori Connectionism atau dapat juga di sebut Trial andError Learning.
Ciri-ciri Belajar dengan Trial and error adalah :
Ada motif pendorong aktivitas
Ada berbagai respon terhadap situasi
Ada eliminasi respon-respon yang gagal atau salah
Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan
Hasil Belajar Salah satunya adalah adanya perubahan perilaku
ReplyDeleteSeorang pendidik harus selalu memberikan stimulus dan respon kepada peserta didik yang akan menimbulkan penguatan pada peserta didik, sehingga peserta didik mendapatkan kepuasan dalam setiap pembelajaran.
ReplyDeleteSetuju. Terutama pada anak yang lemah kemampuannya dalam menerima pembelajaran
DeleteSetuju. Terutama pada anak yang lemah kemampuannya dalam menerima pembelajaran
DeleteTeori belajar Behavioristik, old but good
ReplyDeleteteori pembelajaran ini masih saya terapkan ketika melatih anak untuk conversation.
ReplyDeleteTeori belajar ini membuat para pengajar dan pendidik mengetahui bahwa stimulus, proses, dan respon adalah satu keterkaitan yang utuh.
ReplyDeleteMenurut saya teori ini bagus kalau sudah dipadukan dengan pendekatan humanisme dan konstruktivisme.
ReplyDeleteTeori belajar menurut throndike ini bisa digunakan oleh para guru untuk diterapkan pada proses belajar mengajar, karena antara stimulu, proses dan respon akan sangat terkait dan berpengaruh pada hasil yang diperoleh peserta didik
ReplyDeleteSETUJU
DeleteSETUJU BANGET
DeletePada saat ini menurut pemahaman saya teori ini masih bisa digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran yang bisa diterapkan di Indonesia. Melihat latar belakang peserta didik (siswa) sangat beragama baik dari segi kultur, etnik, relgi dan sosial ekonomi.
ReplyDeleteteori belajar behavior dengan pendapat menurut thorndike itu ada keseimbangan antara stimulus dan respon karna ini merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, disamping itu juga ada penguat dengan pemberian latihan yang sangat cocok diterapkan disekolah.
ReplyDeleteDi beberapa materi dan capaian kompetensi pendekataan teori ini bisa bermanfaat. Namun harus disadari bahwa teori ini pada dasarnya hanya berpusat pada guru, bukan siswa. Akibatnya, proses pembelajaran akan terkesan otoriter kepada siswa. Akhirnya siswa yang pada dasarnya sudah punya kemampuan awal yang lebih bagus akan sulit berkembang.. Juga sulit untuk merangsang kreatifitas siswa. Adakah yang sepemahaman dengan saya? hehe..
ReplyDeletesangat setuju pak
Deleteada kalanya kita bisa menggunakan teori belajar behavioristik pada pelajaran tertentu, matematika misalnya.karena ada penjelasan dari guru, siswa mengerjakan soal..namun jika menggunakan teori ini saja, akan menimbulkan kebosanan pada siswa, sehingga motivasi belajar mereka berkurang.
ReplyDeletePendekatan Behavioristik merupakan pendekatan model lama, guru menjadi pusat dan siswa menjadi pendengar. yang terjadi siswa pasif dan kurang mengekpresikan dirinya kedalam materi yang disampaikan. perkembangan siswa jadi terhambat karena kurang mengekplorasi dirinya .
ReplyDeletememang teori itu model lama ,tetapi masih bisa dimanfaatkan dibeberapa tempat , tergantung dari kondisi dan keadaan siswa. bagi siswa yang memiliki kemempuan berfikir tinggi dan tingkat belajarnya tinggi teori tersebut tidak berlaku tetapi bagi siswa yang memiliki daya berfikir rendah hal tersebut masih layak untuk dijadikan alternatif pembelajaran
Deletesaya setuju dengan ibu aqidah wahyu ,teori behavioristik memang model lama. tapi kita sebagai pendidik harus melihat situasi,kondisi, sarana prasarana sekolah serta SDM peserta didik.mungkin saja di sekolah yang maju dengan SDM yang mumpuni serta sarpras yang lengkap teori ini sdh jarang terpakai. Namun di sekolah yang memiliki peserta didik dengan SDM yang kurang maka teori ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran.
DeleteDalam pendidikan membutuhkan banyak pertimbangan dalm peneraapan model belajar
DeletePenguatan kadangkala dilupakan dan terfokus pada stimulus dan respon. dengan mencermati teori belajar Thorndike maka perlu perhatian khusus berkenaan dengan penguatan yang memperkuat respon.
ReplyDeletePada era modern sekarang ini teori Behavioristik masih relevan dan dibutuhkan untuk materi-materi pelajaran tertentu. Misalnya di dalam mapel Muatan lokal Bahasa Jawa maupun Bahasa Inggris, ketika memang anak ingin fasih dan mahir berbahasa salah satunya dengan praktik, praktik dan terus praktik baik pengucapannya, intonasinya serta bila dimungkinkan dengan pembiasaan.
ReplyDeletekita dapat menerapkan beragam teori belajar ini kembali pada beliefs guru masing-masing... dan kita mampu mengkombinasikannya, menurut saya teori belajar ini cocok saat kita mengajar vocabulary
ReplyDeleteteori ini bisa dijadikan pula sebagai acuan bagaimana kita akan melakukan sesuatu, bagaimana responnya dan bagaimana nanti hasilnya dalam pembelajaran juga dalam mendidik anak di rumah
ReplyDeletebelajar merupakan interaksi antara stimulus dan respon, hukum belajar menurut thorndike adalah kesiapan, hukum latihan dan hukum
ReplyDeleteTeori belajar menurut tohrndike ini mengajarkan konsep hubungan dan keterkaitan antara stimulus, proses dan respon. Dalam hali ini erat kaitannya antara kesiapan siswa, latihan yang dilakukan siswa serta akibat atau dampak dari proses pemebelajaran itu sendiri. Sepertihalnya ketika kesiapan siswa dalam belajar itu dalam keadaan baik, kemudian diiringi latihan yang maksimal sehingga menimbulkan kepuasan pada diri siswa yang akhitnya menjado output yang berkualitas.
ReplyDeletebagus sekali, maka kita juga harus memberikan penguatan dalam proses sehingga menghasilkan hasil yang berkualitas
Deletedengan stimulus dari seorang pendidik, peserta didik jugan mendapatkan penguatan respon baik penguatan negatif maupun positif
ReplyDeleteJadi harus benar-benar memperhatikan bagaimana bentuk stimulusnya agar peserta didik dapat memberi respon penguatan yang positif
DeleteDengan teori ini, kita akan mengetahui dengan cepat respon anak didik pada setiap pembelajaran yang kita lakukan. dengan memberikan stimulus dalam pembelajaran, misalkan pembukaan pelajaran dengan bernyanyi. di sini kita akan mendapatkan respon anak didik, apakah mereka senang, sudah siap menerima pembelajaran atau belum. penilaian kita sebagai seorang pendidik dilakukan selama proses pembelajaran.
ReplyDeleteMenurut teori behavioristik hal yang paling penting adalah input (masukan) yang berupa stimulus dan output (keluaran) yang berupa respon.
ReplyDeleteTeori behaviouristic dari Thorndike ini sangat menanbah referensi sehingga pendidik sudah bisa memprediksi respon yang mungkin muncul dari stimulus yang diberikan seorang pendidik. Maka sangat diperlukan pemahaman tentang hukum -hukum teoriini untuk menghindari respon negatif yang mungkin muncul.
ReplyDeletePenerapan Teori Belajar Thorndike yang saya simpulkan berdasarkan hal diatas dan dari sumber yang membahas tentang Teori Belajar Thondike adalah sebagai berikut :
ReplyDelete1. Guru harus tahu apa yang akan diajarkan, materi apa yang harus diberikan, respon apa yang diharapkan, kapan harus memberi hadiah atau membetulkan respon. Oleh karena itu tujuan pedidikan harus dirumuskan dengan jelas.
2. Tujuan pendidikan harus masih dalam batas kemampuan belajar peserta didik. Dan terbagi dalam unit-unit sedemikian rupa sehingga guru dapat menerapkan menurut bermacaam-macam situasi.
3. Agar peserta didik dapat mengikuti pelajaran, proses belajar harus bertahap dari yang sederhana sampai yang kompleks.
4. Dalam belajar motivasi tidak begitu penting karena yang terpenting adalah adanya respon yang benar terhadap stimulus.
5. Peserta didik yang telah belajar dengan baik harus diberi hadiah dan bila belum baik harus segera diperbaiki.
6. Situasi belajar harus dibuat menyenangkan dan mirip dengan kehidupan dalam masyarakat.
7. Materi pelajaran harus bermanfaat bagi peserta didik untuk kehidupan anak kelak setelah keluar dari sekolah.
8. Pelajaran yang sulit, yang melebihi kemampuan anak tidak akan meningkatkan kemampuan penalarannya.
setuju
DeleteSETUJU
DeleteHukum Kesiapan (Law of Readiness): Jika seseorang siap melakukan sesuatu, ketika ia melakukannya maka ia puas. Sebaliknya, bila ia tidak jadi melakukannya, maka ia tidak puas. Hukum kesiapan ini penting di pahami oleh guru terutama dalam memahami karakteristik peserta didik.
ReplyDeleteSebabakibat
ReplyDeleteHukum Belajar Menurut Thorndike yang terdiri dari hukum kesiapan, hukum latihan, dan hukum akibat ini dapat berlaku pada seluruh kegiatan secara umum. Maka dengan begitu, proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
ReplyDeleteUntuk pembelajaran saat ini siswa harus diberikan stimulus yang sifatnya memancing kreativitas mereka sehingga mereka bisa menemukan konsep pembelajaran mereka sendiri dengan caranya masin-masing
ReplyDeleteTeori behavioristik menekankan bahwa adanya respon baik positif maupun negatif dari stimulus yang diberikan kepada siswa. sehingga dapat dijadikan tolak ukur seberapa baik "stimulus" yang kita berikan kepada siswa dari respon mereka.
ReplyDeleteTeori yang dikemukakan Thorndike dikenal dengan teori stimulus-respon (S-R). Dalam teori S-R dikatakan bahwa dalam proses belajar, pertama kali organisme (hewan, orang) belajar dengan cara coba salah (trial end error). Apabila suatu organisme berada dalam suatu situasi yang mengandung masalah, maka organisme itu akan mengeluarkan tingkah laku yang serentak dari kumpulan tingkah laku yang ada padanya untuk memecahkan masalah itu.
ReplyDeleteTeori Behavioristik tidak selalu cocok dengan pembelajaran saat ini yang terpusat pada siswa. Apalagi penggunaan kurikulum 2013 pada saat sekarang ini.
ReplyDeletebenar sekali ini, sepakat
Deleteteori ini sangat cocok sekali didunia olahraga, supaya kita bisa mempunyai atlet yang handal maka harus melewati tahapan diatas
ReplyDeleteTeori belajar Behavioristik adalah teori belajar yang mengutamakan perubahan tingkah laku pada individu yang belajar dengan mengutamakan hubungan stimulus dan respon.
ReplyDeleteTeori Humanistik adalah seluruh komponen pendidikan memiliki tujuan yang sam yaitu terbentuknya manusia ideal, manusia yang dicita-citakan yaitu manusia yang mampu mencapai aktualisasi diri.
menurut thorndike belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. antara stimulus dan respon saling mempengaruhi,bisa dikatan seperti hukum sebab akibat.
ReplyDeleteSaya setuju dengan pendapat ibu sehingga kita bisa membiasakan hal yang baik
DeleteSaya setuju dengan teori ini. Perkembangan mental anak didik harus kita jaga.
ReplyDeleteadanya stimulus itu maka diharapkan timbulah respon yang maksimal. Dalam teori ini, orang yang bisa menguasai hubungan stimulus dan respon sebanyak-banyaknya maka dapat dikatakan orang ini merupakan orang yang berhasil dalam belajar. Adapun cara untuk membentuk hubungan stimulus dan respon ini dilakukan dengan ulangan-ulangan.dan saya rasa itu benar
ReplyDeleteManurut teori ini pembelajaran adalah adanya stimulus dan respon. stimulus merupakan rangsangan dari guru dan respon adalah tanggapan dari peserta didik
ReplyDeleteMenurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
ReplyDeleteHukum Latihan (Law of Excercise): Jika respon terhadap stimulus diulang-ulang, maka akan memperkuat hubungan antara respons dengan stimulus. Sebaliknya jika respons tidak digunakan, hubunga dengan stimulus akan semakin lemah. Misal, pada pelajaran Bahasa Indonesia anak mendapat nilai tinggi yang berarti anak tersebut menyukai pelajaran tersebut. Pada pelajaran Matematika anak tersebut mendapat nilai rendah yang berarti tidak menyukai pelajaran tersebut. Bagaimana caranya supaya pelajaran Matematika anak tersebut mendapatkan nilai yang tinggi juga ? Apa sebaiknya untuk pelajaran Matematika ditambah jam pelajarannya atau bisa jadi kita memaki sistem yang lebih modern seperti menggunakan alat peraga berupa video, audio, dan percobaan/praktek sehingga menambah minat siswa untuk belajar pelajaran Matematika.
Kegiatan belajar mengajar selalu diawali dengan sebuah interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik. Dari 3 Hukum belajar Thorndike baik Hukum Kesiapan, Hukum Latihan, Hukum Akibat. Memiliki tempat tersendiri pada setiap kegiatan KBM. Dimana dalam interaksi didalam kelas guru selalu memberikan stimulus/rasangan awal untuk membuat siswa tertarik/berminat mengikuti materi yang diberikan, termasuk tentang kesiapan baham ajat, kesiapan ujian, kesiapan psikologis siswa yang akan menerima dan akan merespon materi. Termasuk kegiatan pengulangan teori atau konsep, mauoun pengulangan rumus agar peserta didik mampu mengingat dengan baik, sehingga hukum penguat baik saat kegiatan belajar termasuk saat akan menutup kegiatan pembelajar, mana hal yang sudah dipahami dan mana yang belum dipahami. sebagai evaluasi untuk kegiatan penguatan berikutnya agar ada ketertarikan atau respon peserta didik pada sesi berikutnya.
ReplyDeletemenurut saya semakin besar stimulus semakin baik respon yang diterima anak sehingga teori Thorndike tentang hukum kesiapan bisa menjadikan gambaran kepada kita dalam melaksanakan pembelajaran agar anak siap dalam menghadapi ujian atau ulangan
ReplyDeleteTidak bisa dipungkiri bahwa teori Thorndike ini dipakai oleh banyak pendidik baik dalam perencanaan hingga proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan pemahaman akan belajar adalah dengan memberikan stimulus dan akan menghasilkan respon sedangkan proses muncul dari reward & reinforcement. Stimulus yang baik akan menghasilkan respon yang baik pula. Proses dalam masing-masing pembelajar akan berbeda karena hal ini dipengaruhi oleh karakteristik pembelajar itu sendiri.
ReplyDeleteTeori belajar menurut throndike ini bisa digunakan oleh para guru untuk diterapkan pada proses belajar mengajar, karena antara stimulu, proses dan respon akan sangat terkait dan berpengaruh pada hasil yang diperoleh peserta didik
ReplyDeleteteori throndike yang membahas tentang stimulus dan respon sangat bagus sekali untuk meningkatkan kedisiplinan pada anak, dengan pemberian stimulus kebiasaan disiplin maka anak akan merespon pemberian stimulus dengan baik
ReplyDeleteteori thorndike menekankan pada proses dan hubungan antara stimulus dan respon. semakin sering diulang-ulang antara stimulus dengan respon akan memperkuat proses dan hasilnya juga. sedangkan proses juga dipengaruhi dengan penguatan-penguatan. semisal selama proses belajar sering diiringi dengan penguatan postif maka hasilnya pun bagus. sedangkan jika yang mengiringi proses belajar itu penguatan negatif maka hasilnya pun tidak bagus
ReplyDeleteteori Thorndike yang menekankan stimulus, proses dan respon sangat sering terjadi pada saat kita mengajar, karena rangkaian tadi adalah suatu hal yang diharapkan terjadi untuk dapat menentukan tolak ukur hasil pembelajaran atau penilaian yang maksimal.
ReplyDeleteSampai saat ini hukum belajar yag dikemukakan oleh Thorndike ini masih relevan dengan kondisi saat ini. Misalkan hukum akibat (law of effect) sebagian besar peserta didik tidak menyukai mata pelajaran matematika karena materinya cukup sulit untuk dipelajari sehingga akibat kekurangan pahaman terhadap materi menyebabkan peserta didik mendapat nilai yang jelek. inilah tugas kita sebagai guru untuk dapat mengubah persepsi yang itu.
ReplyDeletedengan adanya hubungan stimulus dan respon sangat berpengaruh terhadapa hasil belajar anak. dengan stimulus yqng akuat tentu hasilnya juga akan semakn baik
ReplyDeletepembelajaran Pemrograman sanagt tepat jika menggunakan hukum latihan jadi semakin banyak latihan pemrograman maka akan semakin pintar
ReplyDeleteHukum Kesiapan (Law of Readiness), sangat setuju sekali untuk diterapkan yang akan memberikan hasil yang memuaskan,
ReplyDeleteStimulus yang tepat akan menciptakan kreativitas pada anak didik.Pastinya dengan memberikan stimulus yang tidak monoton itu-itu saja tapi dengan cara menyenangkan.
ReplyDeletePada hukum akibat menurut Thorndike dapat dihubungkan denga gaya belajar anak..
ReplyDeleteBerdasarkan apa yang disampaikan oleh Thorndike dalam teorinya maka menurut saya aspek-aspek yang berkaitan dengan stimulus harus diperhatikan dengan baik dan dipastikan dapat memberikan efek yang baik serta menghindari hal-hal yang menjadikan siswa memberikan respon yang negatif.
ReplyDeleteHukum-hukum Thorndike seperti hukum kesiapam, latihan, dan latihan juga dapat dijadikan acuan agar stimulus kita bisa diterima siswa dan mereka memberikan respon yang positif.
seorang pendidik harus dapat memberikan stimulus yang menarik buat anak didiknya
ReplyDeleteTeori Thorndike yang mengemukakan tentang hukum kesiapan, latiahan dan akibat saat ini masih bisa dijadikan dasar dalam proses pembelajaran, dengan menambahkan berbagai model pembelajaran yang lain( kolaboras ), dengan kata lain menyesuaikan dengan keadaan psikologis peserta didik
ReplyDeletesependapat....dengan adanya input - proses - dan output akan diperoleh keluaran yang berkualitas asal prosesnya betul-betul dilaksanakan sesuai tumbuh kembang dan kebutuhan anak
ReplyDeletestimulasi yang diberikan sesuai kebutuhan dan perkembangan anak..trimakasih atas ilmunya bpk ibu semua kereen
ReplyDeletesangat bermanfaat terima kasih
ReplyDeleteteori yang dikumandangkan thorndike merupakan dasar dan sangat sederhana....walaupun teori lain muncul yang lebih detail dan terstruktur....namun ini seperti rumusanya...
ReplyDeletebermanfaat sebagai referensi
ReplyDeleteGuru mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan stimulus. Stimulus yang baik dan tepat sesuai usia dan materi yang diajarkan akan mendapatkan output respon yang baik juga.
ReplyDeleteStimulus dalam hal ini juga dapat berupa motivasi untuk belajar dan respons adalah hasil yang diharapkan dari perubahan tingkah laku karena adanya motivasi oleh guru
ReplyDeleteteori ini lebih cenderung metode pengajaran konvensional, dimana guru sebagai sumber belajar bagi siswanya
ReplyDeletepemberian stimulus berupa rangsangan minat belajar siswa dapat berefek pada peningkatan hasil belajar siswa sebagai respon terhadap stimulus yang diberikan sebelumnya.
ReplyDeleteHukum tersebut masih berlaku. apalagi yang hukum akibat, seperti mendapatkan nilai yang bagus maka siswa akan semangat dalam belajar
ReplyDeleteDari teori Thorndike ini, saya belajar untuk lebih aktif dalam memberi stimulus kepada siswa. Dengan mempertimbangkan hukum-hukum Kesiapan, Latihan, dan akibat, kita bisa menyiapkan suasana kelas yang ideal untuk siswa. Terutama jika kelas dibuat homogen.
ReplyDeletedari teori ini kita dapat menyimpulkan bahwa keberhasilan atau tercapainya tujuan pembelajaran tidak hanya dilihat dari kesiapan guru saja melainkan dari siswa juga. selain itu rangsangan atau stimulis yg guru berikan juga akan sangat berpengaruh pada tingkat respon yang diberikan peserta didik
ReplyDeleteSemakin kreatif dan inovatif guru dalam mengajar, kemungkinan kepuasan respon dan stimulus akan lebih kuat.
ReplyDeletemembaca hukum kesiapan, jadi ingat jaman sekolah dulu bahagia banget kalo nggak jadi ujian :)
ReplyDeletesangat cocok sekali menggunakan teori behavioristik di negara indonesia yang mana negara kita adalah negara berkembang, negara luas dan keanekaragaman suku budaya
ReplyDeletemetode pembelajaran sekrang sudah lebih kreatif dibanding model-model lama yang dikemukan para ahli
ReplyDeleteDengan adanya stimulus yang tepat, maka akan menghasilkan respon yang baik. Tetapi harus tetap diiringi dengan penguatan dalam prosesnya.
ReplyDeleteSeorang guru sekarang harus memiliki kemampuan kreatif dalam mencari dan menrapkan model pembelajaran, sehingga guru juga harus bisa mendalami karakteristik anak dengan dunianya saat ini. Sehingga Guru harus mengikuti cara pendekatan pembelajaran sesuai kondisi saat ini
ReplyDeletesetuju pastinya setiap anak memerlukan stimulus untuk merangsang respon mereka terhadap pengetahuannya, sikapnya dan keterampilannya
ReplyDeleteMenurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. tepat sekali, disini seorang guru harus mampu memberikan stimulus/ rangsangan yang kuat untuk menciptakan situasi pembelajaran yang aktif kreatif serta menyenangkan. sehingga anak merasa betah ketika PBM berlangsung. situasi aktif kreatif dan menyenangkan tersebut merupakan bentuk responsip sikap anak yang alamiah terjadi begitusaja sebagai dampak dari stimulus yang dirancang guru didalam kelas.
ReplyDeleteTeori ini sangat bermanfaat bagi saya dalam memahami karakter peserta didik, sehingga dapat memilih metode pembelajaran yang tepat.
ReplyDeleteperkembangan ilmu pendidikan sudah sangat maju sehingga saya menilai pembelajran yang dilakukan hanyalah metode pembelajaran atau pengembagan2 sehingga tidak kaku.
ReplyDeletePendidik harus berinovasi dalam setiap pembelajarannya
DeleteHukum Belajar Menurut Thorndike : Hukum Kesiapan, Hukum Latihan, Hukum akibat,
ReplyDeleteTeori Thorndike yang menyatakan bahwa stimulasi berhubungan dengan proses dan respons. Semakin sering kita memberikan stimulasi dan proses yang menyenangkan maka akan semakin mudah peserta didik untuk menerima pesan yang guru sampaikan. Begitu pula sebaliknya.
ReplyDeleteSAYA SANGAT SETUJU DENAGN TEORI INI
DeleteBelajar menurut Thorndike
Deleteproses interaksi antara stimulus dan respon.
menarik sekali,, saya suka dengan teori belajar yang ini.
sebagai seorang guru kita harus pintar- pintarnya mencari hal hal yang menarik, menyenangkan dalam pembelajaran untuk merangsang perhatiannya peserta didik, sehingga respon yang diberikanpun baik,, dan dengan itu hasil belajar peserta didik pun akan baik.
Teori stimulus-respon ini sangat tepat digunakan dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membuat siswa tegang. Dengan pemberian stimulus yang kuat, siswa akan menunjukkan responnya lewat pembelajaran yang aktif. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai dengan maksimal.
ReplyDeletesetuju
DeleteMenurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. tepat sekali, disini seorang guru harus mampu memberikan stimulus/ rangsangan yang kuat untuk menciptakan situasi pembelajaran yang aktif kreatif serta menyenangkan. sehingga anak merasa betah ketika PBM berlangsung. situasi aktif kreatif dan menyenangkan tersebut merupakan bentuk responsip sikap anak yang alamiah terjadi begitusaja sebagai dampak dari stimulus yang dirancang guru didalam kelas.
ReplyDeleteTeori ini sangat bermanfaat bagi saya dalam memahami karakter peserta didik, sehingga dapat memilih metode pembelajaran yang tepat.
ReplyDeleteTimbal balik dari stimulus guru kepada peserta didik adalah respon dari peserta didik itu sendiri,sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang harmonis.
ReplyDeleteuntuk usia-usia tertentu teori ini bisa tetap dipakai dalam pendidikan, karena adanya respon dan stimuls akan tetpai perlu ditambahkan langkah-langkah yang lebih inovatif dan kreatif agar respon dari hasil stimulus yang diberikan bisa mengikuti perkembangan zaman
ReplyDeleteya benar banget bu, juga bisa dipakai untuk mendidik anak sendiri juga dirumah
DeleteKata kunci teori belajar Thorndike yaitu Stimulus dan Respon. Dalam hal ini guru sebagai pemberi stimulus untuk melihat respon dari siswa. Maka dari itu sebagai seorang guru wajib memilih stimulus yang terbaik bagi siswanya agar menghasilkan respon yang begus berupa perubahan menjadi lebih baik.
ReplyDeleteTeori Behavioristik intens sekali dengan keyakinan / agam yang saya anut.
ReplyDeleteAda sebab ada akibat. atau dalam bahasa jawa "Wong kangane nandur Bakalan Ngunduh"
Sangat realistis dan praktis untuk dapat diterapkan di lingkungan saya yg notabene adalah SMK / STM anak - anak otomotif.
Teori belajar Thorndike menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Bisa kita jadikan bahan pertimbangan saat mengadakan pembelajaran, untuk menyiapkan stimulus yang menarik, aktif dan kreatif, sehingga menghasilkan respon yang positif dari siswa.
ReplyDeletefeed back itu penting bagi peserta didik. stimulus yg amat luar biasa jika kita slalu memberikan penghargaan kepada peserta didik, semisal mendatangi mereka kemudian menepuk pundaknya dan berkata kamu hebat nak, terus semangat lagi ya belajarnya. padti setelah mendengar hal itu, ada kebanggan tersendiir pada dirinya. bahwa jawaban nya dihargai oleh guru. maka dari itu feed back sangat penting.
ReplyDeletesebagai guru memang harus dapat membuat pembelajaran yang kreatif,agar anak termotivasi dan tidak bosan,dalam kegiatan pembelajaran
ReplyDeleteTeori belajar behaviorisme melalui stimulus dan rangsang memberikan penguatan perubahan perilaku melalui pengkondisian lingkungan, kita sebagai guru dapat mengawali melalui pengkondisian suasana kelas, aturan kelas maupun melalui hukum dan penghargaan.Anak -anak akan lebih bersemangat jika ia mendapat nilai yang bagus dalam belajarnya
ReplyDeletepembelajaran yang diulang ulang akan menghasilkan daya retensi yang kuat daripada pembelajaran yang dilakukan hanya sekali.
ReplyDeleteHukum belajar menurut Thorndike dalam praktek pendidikan harus dihubungkan dengan proses belajar. Artinya tahu materi apa yang akan berikan, respon apa yang akan diharapkan, dan kapan harus memberi hadiah / reward. Pembelajaran ini pernah saya terapkan dalam proses mengajar saya dan yang terjadi adalah respon yang cepat dari si anak / stimulus terhadap materi yang akan diberikan sehingga menggugah rasa ingin tahu yang besar dan
ReplyDeletemenimbulkan semangat belajar / stimulus yang bail karena pada akhirnya adalah reward untuk peserta didik tersebut
setiap daerah pasti memiliki kultur yang berbeda-beda, maka sebagai guru kita wajib mengetahui teori apa yang cocok untuk kita kembangkan di daerah tersebut dengan tidak mengesampingkan adat istiadat daerah tersebut
ReplyDeleteTerori belajar ini sangat baik dalam membangun karakter peserta didik
ReplyDeletesemua teori ini sangat bermafaat bagi pendidik ,menambah pengetahuan,,dalam membangun karakter anak
ReplyDeletebetul sekali siswa yang siap penilaian harian tetapi hari itu ada rapat guru sehingga ditunda,maka siswa merasa kecewa
ReplyDeletesangat penting menjaga stimulus agar mendapat respon yang baik
ReplyDeleteDalam kegiatan pembelajaran kita harus memberi stimulus positif bagi para siswa sehingga hasil yang dicapai juga memuaskan.
ReplyDeletestimulus setiap anak berbeda beda tinggal bagaimana kita membangunnya agar mendapatkan respon yang kuat dan baik dalam melaksanakan pembelajaran
ReplyDeleteSebagai seorang pendidik yang berintegritas maka harus melakukan stimulus yang baik bagi peserta didik, sehingga pendidik juga mendapatkan respon atau tanggapan yang positif juga.
ReplyDeleteSebagai pendidik memang harus bisa membuat situasi kelas menyenangkan agar siswa pun bisa mengikuti materi dengan baik
ReplyDeleteHendaknya kita sebagai guru yang baik dapat menjadi fasilitator bagi pserta didik dengan berbagai ragam karakteristik dan gaya belajar mereka sehingga setiap peserta didik dapat pembelajaran yang sesuai denagan karakteristik mereka
ReplyDeletestimulus setiap anak berbeda beda tinggal bagaimana kita membangunnya agar mendapatkan respon yang kuat dan baik dalam melaksanakan pembelajaran
ReplyDeleteSetiap peseta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga stimulus yang diberikan pun akan berbeda pada setiap peserta didik. Agar proses pembelajaran dapat tercapai secara maksimal hendaknya seorang pendidik mampu menjadi fasilitator dan motivator.
ReplyDeletesetiap peserta didik memiliki sifat yang berbeda sesuai dengan perkembangan anak masing-masing. sehingga stimulus yang akan diberikan juga akan mendapatkan respon yang berbeda pula, untuk itu dituntut seorang guru untuk menjadi seorang yang great techer dimana mempunyai pengetahun mumpuni, komuniasi yang baik dan integritas yang tinggi dan menjadi fasilitator yang baik.
ReplyDeletesalah satu stimulus agar siswa termotifasi belajar salah satunya bisa didapatkan dari keyakinan kita terhadap suatu idiologi yang dapat dijelaskan bahwa belajar merupakan kewajiban sebagai umat manusia, dengan memahami bahwa belajar adalah pintu keselamatan seorang manusia untuk masa depan dengan terhindar dari kebodohan dan kemungkaran
ReplyDeleteTeori Thorndike yaitu penguatan yang dapat memperkuat timbulnya respon. Artinya dalam proses pembelajaran penguatan yang diberikan sangat penting untuk membangun motivasi. Penguatan bisa verbal dan non verbal. Panguatan non verbal, misalnya: ekspresi mimik-pantomimik, sentuhan, tepukan tangan dan lainnya. Penguatan harus diberikan pada saat yang tepat sehingga mengandung nilai bagi peserta didik. Nuwun
DeleteBerdasarkan teori hukum belajar dari Thorndike, stimulus dan respon mempunyai hubungan yang sangat erat. Untuk itu, sebagai seorang pendidik harus mampu melihat potensi diri dalam siswa. Kemudian pendidik merencanakan pembelajaran yang menarik minat siswa, memberikan motivasi, dan melatih siswa untuk mengembangkan potensi dirinya.
ReplyDeleteBerdasarkan teori dari Thorndike, stimus dan respon merupakan satu kesatuan yang saling menguatkan ,dalam rana pendidikan kemampuan seorang guru melihat kemampaun peserta didik menjadi ukuran pemberian stimulus yang tepat dan demikaan pula respon yang di harapkan
ReplyDeleteAss. Saya pada dasarnya setuju dengan pendapat teman-teman. Namun pada era RI 4.0 dan Revolusi Society (RS) 5.0 saat ini perlu dipikirkan bahwa adanya bid data, big teknologi, dan literasi manusia tentunya akan mengubah kondisi pembelajaran yang kita lakukan. Guru bukan menjadi satu-satu sumber belajar, tetapi peserta didik dapat belajar melalui big data tentang apa saja, kapan saja, dan dimana saja. Oleh karena itu, peran stimulus-respons tidak selalu dari guru. Pembelajaran bisa dilakukan secara luring maupun daring secara terpadu (blended learning). Tuntutan pada guru, harus terus berkembang mengikuti perkembangan IPTEKS dan berusaha mengaplikasikan dengan tetap menjunjung tinggi karakter bangsa sehingga generasi muda tidak kehilangan jati dirinya. Nuwun
Deletesetiap guru harus memperhatikan dan memberi kesempatan kepada semua siswa agar hasil belajar yang dicapai sesuai target
DeleteTeori lama dan baru saling keterkaitan dan saling melengkapi. Kita sebagai seorang pendidik bs lebih mengerti lagi dalam mengaplikasikan teori2 pembelajaran tsb
ReplyDeleteTeori ini mengingatkan kita sebagai seorang guru harus bisa memberikan stimulus yang bagus agar peserta didik kita dapat memproses apa yang kita berikan kepada mereka dan dapat meresponnya dengan baik,karena dengan stimulus yang bagus peserta didik akan faham dengan apa yang kita berikan kepada mereka.
ReplyDeleteHukum efek menyatakan bahwa tingkah laku respon yang paling dekat diikuti oleh hasil yang memuaskan dapat dipastikan untuk menjadi pola yang mapan dan menjadi teladan. Respon yang sama akan diberikan apabila stimulus yang sama diberikan lagi.
ReplyDeleteBetul sudah muncul teori pembeljaran yang baru, tetapi tidak serta merta mengejawentahkan teori yang lama. dalam beberapa kesempatan dan dalam karakteristik siswa dibutuhkan teori pembelajaran yang lama.
ReplyDeletesetiap peserta didik memiliki karakteristik yg berbeda beda, tentunya stimulus yg akan diberikan harus mempertimbangkan karakter peserta didik guna memberikan stimulus yg tepat sehingga akan mendapatkan respon baik dan penguatan yg positip.
ReplyDeletebetuk sekali , memang dalam bahasa inghris itu kita harus sering gunakan , kerena bahasa inggris itu ala bisa karena biasa
ReplyDeletemenurut saya pada dasarnya teori ini sesuai karena antara stimulus dengan respon memang saling berkaitan dan respon itu adalah akibat dari stimulus. jadi sebagai guru harus bisa memberikan stimulus yang menarik agar siswa mempunyai respon yang bagus.
ReplyDeleteHukum Belajar Menurut Thorndike (Gredler & Margaret, 2009):
ReplyDelete1. Hukum Kesiapan
2. HukumLatihan
3. Hukum Akibat
Saya sangat setuju.
Stimulus sangat dibutuhkan dalam perkembangan anak untuk mendapat respon yang baik dari anaknya sendiri
ReplyDeleteStimulus dan respon sangat berkesinambungan
ReplyDeletedengan mengetahui teori ini, nanti guru bisa menemukan bagaimana membentuk stimulus yang baik agar proses dan responyya adalah positif
ReplyDelete